Bangunan Hotel
Hotel merupakan bangunan sektor komersial yang berkontribusi terhadap penggunaan energi dan jumlahnya semakin berkembang setiap tahun. Data BPS menunjukkan bahwa pada 2019 terdapat 3.516 hotel berbintang di Indonesia. Berdasarkan hasil survey konsumsi energi spesifik (KESDM-UNDP), jenis bangunan perhotelan memiliki IKE rata-rata sebesar 219 kWh/m²/tahun. Peralatan pengguna energi utama pada jenis bangunan perhotelan ini adalah pengkondisi udara, stop kontak, lampu, serta sistem transportasi dan utility.
Tabel di bawah ini memberikan nilai benchmarking untuk IKE di hotel berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan oleh EBTKE dan UNDP pada 2019.
Kelas hotel | Intensitas konsumsi energi* |
---|---|
Budget | 130 kwh/m2/tahun |
Bintang 3 | 216 kwh/m2/tahun |
Bintang 4 | 251 kwh/m2/tahun |
Bintang 5 | 225 kwh/m2/tahun |
Besarnya konsumsi energi pada hotel tentunya memiliki pengaruh yang besar terhadap biaya operasional hotel, sehingga penghematan energi menjadi salah satu pilihan untuk meningkatkan pendapatan, tanpa perlu menaikkan tarif kamar hotel. Beberapa upaya penerapan konservasi energi yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan energi pada bangunan hotel antara lain :
- Melakukan pengelolaan terhadap sistem selubung bangunan yang bisa dilakukan salah satunya dengan cara mengganti material kaca untuk menurunkan nilai OTTV atau melapisi kaca jendela dengan kaca film.
- Menyesuaikan kapasitas Pendinginan Sistem Tata Udara dengan Beban Pendinginan Gedung
- Memanfaatkan penggunaan tanki penyimpan air dingin (chilled water) yang dinilai lebih ekonomis karena dapat mengurangi pengoperasian chiller pada beban puncak sehingga mengurangi biaya listrik pada beban puncak. Selain itu chiller akan beroperasi pada beban yang lebih rendah pada saat terjadi kebutuhan beban puncak.
- Menerapkan sistem kontrol pencahayaan dan menggunakan teknologi lampu yang hemat energi.
Daftar Pustaka
1. Panduan Praktis Penghematan Energi Di Hotel. USAID. 20152. Laporan Hasil survei bangunan gedung EBTKE-UNDP, 2019