EBTKE

Industri Tekstil

EBTKE
Penghematan Energi

609.945 Gjoule

Berdasarkan Pelaporan Tahun 2013 - 2020

Industri tekstil merupakan salah satu industri utama di Indonesia. Industri tekstil berada pada posisi kedua di industri manufaktur dalam hal kontribusi PDB dan ekspor. Berdasarkan Asosiasi Tekstil Indonesia (API), industri tekstil secara nasional terdiri dari sekitar 22 industri benang, 300 industri pemintalan, dan 1.400 perusahaan jahit. 

Industri tekstil merupakan salah satu industri yang menggunakan energi secara intensif. Jenis energi yang digunakan umumnya adalah energi listrik sebesar 70% san sisanya 20% gas, 5ºtubara dan 5% minyak bumi. Secara garis besar, industri tekstil Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kelompok industri dari hulu ke hilir, yaitu klaster industri hulu pemintalan (spinning) yang menghasilkan serat alami dan buatan menjadi benang; Klaster industri sentra meliputi proses benang ulir menjadi lembaran kain mentah (grey fabric); Kelompok industri hilir adalah industri manufaktur pakaian jadi (garmen). Peralatan pengguna energi terbesar pada bagian hulu industri tekstil adalah boiler, sedangkan di bagian hilirnya (garmen) adalah kompresor. Potensi penghematan energi yang dapat dilakukan di industri tekstil:
  • Teknologi hemat energi dan strategi efisiensi yang telah digunakan pada boiler di industri tekstil diantaranya pemasangan combustion analyzer untuk meningkatkan efisiensi pembakaran, pemasangan economizer, pemanfaatan panas buangan (flue gas recovery, blowdown heat recovery, condensate heat recovery), load management, perbaikan isolasi dan regular maintenance.
  • Penggunaan chiller sebagai peranti pengkondisian udara pada industri tekstil merupakan bagian penting dalam proses produksi pemintalan yang mengkonsumsi energi yang cukup besar. Kegiatan konservasi energi yang sering dilakukan untuk menghemat konsumsi energi pada chiller adalah dengan optimalisasi plant load dan mengurangi operasi chiller, serta mematikan AHU pada malam hari.
  • Hampir 75 % biaya dari suatu sistem kompressor udara bertekanan adalah energi, dengan biaya pemeliharaan sekitar 10% biaya investasi awal hanya 15 %. Karenanya, perbaikan sistem dapat menghemat energi hingga 20 - 50%. Beberapa peluang untuk menghemat konsumsi energi pada kompressor udara diantaranya adalah menghilangkan atau mengurangi kebocoran dengan potensi penghematan sebesar 32%; Menajaga tekanan keluaran serendah mungkin sesuai dengan kebutuhan dengan penghematan 6 - 7 % untuk setiap pengurangan tekanan sebesar 1 bar; Penggantian motor listrik efesiensi tinggi dan penggunaan sistem multi stage compressor yang dapat menghemat 13 - 15 %; Penggunaan variable inlet volume dan penggunaan VSD dengan potensi penghematan 16%.
 
Jenis Produk Benchmarking Intensitas
Energi (GJoule/Ton)*
Kain Greige 13,47
Benang Rayon 12
Benang Cotton & Polyester ( IRT) 16,18
Benang Pintal ( SPG) 13,6
Benang Polyester Drawn Textured Yarn 6,89
Benang, Kain Greige Dan Kain Denim 15,64
Produk Tekstil 38,26
Kain Polyester Georgette 65,2
Polyester Filament Yarn 1,85
Sumber: Pelaporan POME, EBTKE - KESDM
 

Daftar Pustaka

  1. Pusdatin Kemenperin,“Analisis Informasi Perkembangan Teknologi Industri – Efisiensi Energi di Sektor Industri Tekstil, Kimia, Makanan dan Minuman”,2019.
  2. Hendri, “Potensi Penghematan Energi pada Kompresor di PT ABC”, Program Studi Teknik Industri, Universitas Mercubuana, 2015. 
  3. Hasan, Ahmad,”Efisiensi Energi Termal Sistem Boiler di Industri”, Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi - BPPT, 2008.
  4. Pelaporan Online Manajemen Energi tahun 2013 – 2020.
  5. https://www.pexels.com/photo/man-in-black-jacket-standing-beside-blue-metal-machine-3544567/, 13 Agustus 2020

BANTUAN LEBIH LANJUT

Silahkan Menghubungi Kami Melalui Website Sinergi